Model Pembelajaran
20/10/2010 06:151. Telaah model pembelajaran
a. Model penemuan terbimbing
Siswa diarahkan untuk mampu berfikir serta menganalisis sendiri sehingga dapat prinsip umum tentang bahan yang disediakan oleh pengajar, di sini siswa bebas bebas melakukan penyelidikan dan kesimpulan melalui terkaan, intuisi dan mencoba-coba. Guru hanya mengarahkan siswa agar menggunakan jalan yang benar sehingga tidak melenceng terlalu jauh dari tujuan.
Pembelajaran dengan model ini memrlukan waktu yang cukup banyak, namun akan diimbangi dengan hasil yang memuaskan pula. Pengetahuan yang didapat siswa akan lama melekat dan tidak akan mudah lupa karena mereka melakukan sendiri proses untuk mendapatkan pengetahuan tersebut.
b. Model pemecahan masalah
Model ini sangat bagus dan sangat bermanfaat bagi siapa saja yang mampu menguasainya dalam kehidupan nyata, karena dengan model ini para siswa dilatih untuk menyadari bahwa masalh itu ada, kemuadia ia harus mampu mengidentifikasi masalah tersebut, dengan mengumpulkan data-data atau pengalaman yang ia dapat sebelumnya siswa bisa membuat sebuah hipotesa mengenai masalah tersebut serta menguji hipotesa tersebut untuk dapat menemukan solusi terhadap masalah tersebut.
Didalam pembelajaran matematika, ada beberapa srategi yang sering digunakan dalam pemecahan masalah :
1. Membuat gambar atau diagram guna mempermudah mamahami penyelesaian masalh tersebut
2. Bergerak dari belakang, maksutnya kita menentukan dulu apa yang ingin dicapai kemudian mengumpulkan data dari pengalaman untuk mencapai tujuan tadi
3. Memperhitungkan setiap kemungkinan yang ada
4. Mencobakan pada soal yang lebih sederhana
5. Membuat tabel
6. Menemukan pola
7. Memecah tujuan yang ingin kita capai dengan membagi menjadi beberapa tujuan bagian sehingga tujuan umum bisa mudah disimpulkan
8. Berfikir logis
9. Mengabaikan hal yang tak mungkin
10. Jangan takut untuk mencoba-coba
Dengan model ini siswa lebih terlatih dalam penemuan masalah, mampu berfikir alternatif serta mampu berfikir logis
c. Model pembelajaran kooperatif
Model ini memnempatkan siswa dalam suatu kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas. Dengan memperhatikan hal-hal berikut
1. Tidak ada satupun anggota kelompok yang merasa dikucilkan , mereka semua harus kompak dalam mencapai tujuan kelompok
2. Masing-masing anggota mampu menyadari bahwa mereka ini adalah satu tim yang bersama sama memecahkan suatu masalah dengan segala resikonya.
3. Semua harus aktif mengemukakan pendapat
4. Sadar bahwa kerja individu mempunyai efek langsung terhadap keberhasilan kelompok.
d. Model pembelajaran konstektual
Langkah-langkah dalam pembelajaran konstektual
1. Pelajaran dimulai dengan permaslahan yang nyata sesuai dengan pengalaman siswa sehingga siswa akan merasa terlibat langsung dalam pembelajaran, permasalahan yang diajukanpun harus sesuai dengan tujuan pembelajaran
2. Siswa dengan pengalamannya mampu mengembangkan sendiri model-model matematis yang berkaitan dengan masalah, serta mampu mengemukakan apa yang telah ia kembangkan dan mampu menanggapi pendapat teman lain, serta menyatakan setuju apa tidak terhadap pendapat temannya tersebut.
3. Setelah itu siswa diharap mampu mencermati apa yang telah ia dapat dari proses tadi.
Dengan model pembelajaran ini siswa lebih termotivasi karna masalah yang diajukan sudah erat dengan kehidupan mereka, sehingga mereka akan merasa senang dan bisa mengingat ilmu yang telah ia dapat dan mereka pun kreatif untuk bisa menemukan alternatif-alternatif lain.
e. Model missouri mathematics project
Dalam model ini pengajar mampu menyampaikan materi yang cukup banyak, walaupun materi yang disampaikan banyak tidak akan mengurangi kemampuan siswa dalam menyerap materi karena disini siswa juga diberi banyak latihan.
Tetapi siswa bisa cepat bosan karena mereka bertubi-tubi dijejali materi.
f. Pengajaran langsung
Ada beberapa tahap dalm melaksanakan model pembelajaran ini
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, disini guru berperan untuk menjelasakan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
2. Guru mendemontrasikan informasi serta ketrampilan-ketrampilan dengan benar.
3. Guru merencanakan dan memberi bimbingan di awal pembelajaran
4. Mengecek tugas yang telah diberikan pakah sudah dikerjakan dengan baik, serta memberi umpan balik
5. Guru mempersiapkan kesmpatan melakukan pelatihan lanjutan
Dengan model ini materi yang disampaikan relatif banyak, untuk hal-hal prosedural akan mudah diikuti dengan model ini, namun siswa kan cepat bosan bila penyanpaian lebih banyak dengan ceramah.
2. Komentar tentang ciri model pembelajaran
a. Penemuan terbimbing
Model ini sangat bagus bagi siswa serta guru. Di sini siswa bebas berangan angan sesuai dengan tujuan pembelaran sehingga siswa akan merasa nyaman dan tidak merasa tertekan atau merasa takut dengan pelajaran matematika yang dalam kenyataannya pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling membuat siswa merasa bingung dan takut apalagi bila disertai dengan pengajar yang keras, karena pengajarnyapun jengkel terhadap siswa yang sulit untuk memahami pelajaran. Dengan model ini masalah itu bisa teratasi karena guru tidak banyak berkomunikasi dengan siswa guru hanya sebagai pengarah bila siswa kurang paham. Bila siswa sudah merasa nyaman dengan kondisi ini maka kreativitasnyapunakan semakin meningkat karena tidak merasa tertekan.
Namun sayang tidak semua materi bisa dilakukan dengan model ini, walaupun demikian setidaknya model ini bisa membuat siswa lebih senang dengan matematika.
b. Model pemecahan masalah
Model ini mampu meningkatkatkan daya ingat para siswa serta kemampuan berfikir dan bertindak dengan teliti, dalam pembelajaran atau mengerjakan suatu soal matematika biasanya setiap rumus berkaitan dengan rumus lain, nah dengan begitu siswa bisa melakukan percobaan bagaimana menyelesaikan sebuah soal dengan mengkaitkan soal satu dengan soal atau materi sebelumnya dan mampu memilih rumus manakah yang berkaitan dengan soal ini, sehingga akan ditemukan sebuah jawaban yang benar dan tepat karena pemilihan rumus yang tepat dan memiliki keterkaitan.
Meskipun ada juga kekurangan yang bisa membuat siswa bingung.
c. Model pembelajaran kooperatif
Model ini sangat bagus juga bagi siswa yang enggan belajar matematika karena merasa matematika itu sulit, karena model ini menempatkan siswa dalam kelompok sehingga siswa akan merasa tugas atau beban mereka menjadi lebih ringan. Tapi bagi guru model ini tidak mudah karena tidak selalu dalam sebuah kelompok itu bisa kompak atau benar-benar melaksanakan tugas kelompok itu, guru terlebih dulu harus mampu memilih setiap anggota kelompok yang belum tentu siswa senang dengan teman satu klompoknya tersebut, ini membutuhkan pengawasan yang ekstra bagi gurunya sendiri.
Tetapi jika dalam elompok tersebut sudah sepaham dan siswa merasa nyaman dengan teman satu lklompoknya maka pembelajaran akan mudah terlaksana sesuai dengan yang diinginkan.
d. Model pembelajaran konstektual
Model ini sebenarnya adalah model pembelajaran yang diidam-idamkan oleh dunia pendidikan, bila pembelajaran menggunakan model ini belajar matematika serasa bermain, sebab dalam pelaksanaannya masalah yang diberikan sesuai dengan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siswa akan merasa nyaman karena mereka tidak dituntut untuk berfikir sesuatu yang membuat mereka bingung. Interaksi siswa dengan guru akan mudah terjadi, karena guru masuk kedunia para siswa, siswa dengan siswa pun juga mudah terjadi interaksi karena mereka sama-sama mengetahui permasalahn yang ada, sehingga suasana demokratis bisa terlihat dalam model ini.
e. Model missouri mathematics project
Dalam model ini mungkin lebih banyak tuntutan untuk menghafal materi, karena mengingat materi yang diberikan begitu banyak sehingga tidak mungkin bila siswa harus mengupas secara mendalam satu persatu materi tersebut, dalam setiap pembelajaran guru harus mengingatkan materi terdahulu, karena mungkin saja siswa akan mudah lupa karena banyak materi yang harus diterima, namun model ini bisa menimbangi kekurangannya tersebut karena dalam pembelajaran ini banyak dilakukan latihan soal, sehingga siswapun akan banyak berlatih dan bisa mengingat cara pemenyelesaian soal tersebut dan bisa diterapkan dengan sola lain yang memiliki karakteristik yang sama.
f. Pengajaran langsung
Model memerlukan kemampuan guru yang maksimal, karena model ini menggunakan beberapa fase yang harus dikuasai oleh guru dan dilakukan secar bertahap, dalam pembelajaran guru harus banyak berbicara dan mengawasi atau mebimbing siswa sehingga bisa membuat siswa jenuh dengan pembelajaran. Tetapi banyak materi yang bisa disampaikan dalam model ini.
3. Model yang cocok untuk kelas rendah dan kelas tinggi
a. Model bagi kelas rendah
- Model penemuan terbimbing
Dengan model ini apa yang didapat siswa akan selalu diingat sebagai dasar dari pelajarn-pelajaran berikutnya.
Apabila siswa benar-benar memahami sebuah konsep sejak awal maka ini akan membantu ia untuk mempelajari materi-materi berikutnya.
- Pembelajaran kooperatif
Untuk karakter siswa kelas rendah yang suka bermain, model ini bisa diterapkan disamping bermain dalam kelompok mereka juga bisa belajar, sehingga belajar terasa menyenangkan.
- Pembelajaran konstektual
Sesuai dengan karakter siswa kelas rendah yang pemikirannya masih konkrit dan belum bisa berfikir abstrak maka model ini sangat cocok diterapkan bagi kelas rendah.
b. Model bagi kelas tinggi
- Model pemecahan masalah
Siswa kelas tinggi sudah mampu untuk berfikir rumit dan berfikir logis, dan sudah memiliki dan mampu menyelesaikan masalah yang ia miliki sendiri.
Dengan model ini sangat cocok dengan karakter siswa kelas tinggi dan bisa berguna bagi kehidupan nyatanya.
- Pembelajaran kooperatif
Selain cocok untuk kelas rendah, model ini sangat bagus bagi kelas tinggi karena dalam materi tertentu juga memerlukan model ini.
Serta untuk melatih mental mengemukakan pendapat.
- Model missouri matematics project
Dengan begitu banyaknya materi yang harus diterima, maka siswa harus banyak menghafal dan berfikir abstrak, ini cocok diterapkan bagi kelas tinggi dan biasanya digunakan untuk mengejar materi.
- Pengajaran langsung
Karena didominan oleh guru yang berbicara dan materi yang disampaikan banyak, maka model ini cocok untuk kelas tinggi untuk mengejar materi.
4. Model Penemuan terbimbing
Didukung dengan model kontekstual
Materi : Keliling dan luas bangun datar
Alasan : materi ini bisa menggunakan dua model jadi ini penggabungan dua model tapi lebih dominan ke Model penemuan terbimbing tapi juga di dukung dengan model konstektual karena melibatkan kegiatan yang nyata dan dilakukan oleh siswa ( mengelilingi lantai kelas, dll ) karna ini kelas 3 sebagai kelas rendah dan memang materinya sangat cocok bila diterapkan model ini
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : III/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi : Menghitung keliling, luas persegi dan persegi panjang,
serta penggunaannya dalam pemecahan masalah
Kompetensi Dasar : 5.1 Menghitung keliling persegi dan persegi panjang
Indikator : 1. Menghitung keliling persegi
2. Menghitung keliling persegi panjang
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menghitung keliling persegi.
2. Siswa dapat menghitung keliling persegi panjang.
II. Materi Ajar
• Keliling dan luas bangun datar
III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Diskusi
4. Tanya jawab
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
· Guru meningatkan kembali atau bertanya kepada siswa tentang persegi dan persegi panjang
· Guru mengajak siswa menyebutkan apa saja yang berada dirumah yang berbentuk persegi dan persegi panjang.
· Guru menampung dengan menulis semua benda yang disebutkan para siswa
Misal :
1. Fas foto
2. Papan tulis
3. Kertas
4. Penggaris
5. Uang kertas
6. Keramik lantai rumah
7. Halaman rumah
8. Meja tenis
· Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Yaitu menghitung keliling persegi dan persegi panjang
2. Kegiatan Inti
· Guru menyuruh siswa untuk berjalan berputar menyusuri seluruh lantai kelas yang berbentuk persegi.
· Siswa lain diarahkan untuk mengamati langkah siswa yang berjalan tersebut.
· Guru bertanya kepada siswa berapa langkahkah yang dilakukan temannya untuk memutari seluruh lantai kelas tersebut.
· Murid dipersilahkan untuk menjawab.
· Guru bertanya kepada siswa nama lain dari kegiatan yang dilakukan temannya tadi.
· Guru membantu siswa menjawab pertanyaan tersebut bahwa yang dilakukan siswa tersebut adalah mengelilingi ruang kelas.
· Kemudian guru bertanya kepada siswa” jadi apa itu keliling”
· Guru menampung jawaban dari siswa
———
Back